Selasa, 15 Oktober 2013



METODE PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.
Setiap metode pembelajaran memiliki satu 'rana pembelajaran' yang paling menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran lainnya. Rana pembelajaran tersebut ada 3, yaitu:
  1. Rana Kognitif (rana perubahan pengetahuan). Contoh, metode Diskusi Kelas, Curah Pendapat, Ceramah, Diskus Kelompok, Studi Kasus, Kunjungan Silang, Demonstrasi, dsb.
  2. Rana Afektif (rana perubahan sikap-perilaku). Contoh, metode Bermain Peran (role play), Drama/Sandiwara, dan Games.
  3. Rana Psikomotorik (rana perubahan/peningkatan keterampilan). Contoh, metode Penugasan, Simulasi, Praktik Laboratorium, Praktik Lapangan, Uji Coba.
Beberapa macam metode pembelajaran yang dituliskan diatas akan coba dijabarkan pengertiannya.
1. Ceramah
Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, disko, pleno, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan seperti bahan serahan (handouts, transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan kertas kertas plano,dll.)
a.        Kelebihan
1.       Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah.
2.       Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
3.       Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
4.       Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
5.       Guru mudah menguasai kelas.
 b.        Kekurangan
1.       Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh k
onsep yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja.
2.       Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
3.       Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan.
4.       Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.
5.       Mudah menjadi verbalisme.
2. Diskusi Umum

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.

a.        Kelebihan

1.       Dapat memperluas wawasan peserta didik.
2.       Dapat merangsang kreativitas peserta didik dalam memunculkan ide dalam  memecahkan suatu masalah,
3.       Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain,
4.       Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih aktif.
5.       Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian ataupikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
b.        Kekurangan

1.       Kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri,
2.       Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar,
3.       Peserta mendapat informasi yang terbatas,
4.       Menyerap waktu yang cukup banyak,
5.       Tidak semua guru memahami cara peserta didik melakukan diskusi.



3. Curah Pendapat (Brainstorming)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.
a. Kelebihan
  1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat.
  2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
  3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
  4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
  5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.

b. Kekurangan
  1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
  2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
  3. Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
  4. Hanya menampung tanggapan siswa saja.
  5. Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.



4. Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
 a. Kelebihan
  1. Metode diskusi ini dapat merangsang murid untuk lebih kreatif, khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide – ide yang mereka miliki.
  2. Metode diskusi dapat melatih murid untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
  3. Metode diskusi dapat melatih murid untuk mengemukakan pendapat atau gagasan mereka secara verbal. Selai itu, murid juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.
 
 b. Kekurangan
  1. Pada saat diskusi berlangsung sering terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh dua atau tiga orang murid yang memiliki keterampilan berbicara.
  2. Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
  3. Diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
  4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu suasana belajar.


5. Bermain Peran (Role Play)
 
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

a. Kelebihan
 
  1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
  2.  Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
  3. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
  4. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
  5. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias 
 b. Kekurangan

  1.  Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.
  2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
  3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
  4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
  5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

 
6. Simulasi

Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
 
 a. Kelebihan
  1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi murid dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak.
  2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas murid.
  3. Melalui metode simulasi guru dapat membantu memupuk keberanian dan percaya diri murid.
  4. Menggunakan metode simulasi dapat memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
  5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b. Kekurangan

  1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
  2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
  3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi murid dalam melakukan simulasi.
  4. Menggunakan metode simulasi memrlukan biaya yang tinggi dan waktu yang lama.
  5. Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harganya dan pemeliharaannya.

7. Drama/Sandiwara
 
Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

a.        Kelebihan

1.      Melatih peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif.
2.      Melatih peserta didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya.
3.      Memupuk bakat peserta didik yang memiliki bibit seni dengan baik melalui sosio drama yang sering dilakukannya dalam metode ini.
4.      Memupuk kerja sama antar teman dengan lebih baik pula.
5.      Membuat peserta didik merasa senang, karena dapat terhibur oleh fragmen teman-temannya.
 b.        Kekurangan metode sosiodrama

1.       Pada umumnya yang aktif hanya yang berperan saja.
2.       Cenderung dominan unsur rekreasinya daripada kerjanya, karena untuk berlatih sosiodrama memerlukan banyak waktu dan tenaga.
3.       Membutuhkan ruang yang cukup luas.
4.       Sering mengganggu kelas di sebelahnya.
5.       Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak


8. Demonstrasi 
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.

a.        Kelebihannya

1.       Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati
2.       Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain
3.       Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
4.       Dapat menambah pengalaman anak didik
5.       Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan
b. Kekurangan
1.         Memerlukan waktu yang cukup banyak
2.         Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
3.         Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
4.         Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
5.         Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
 


9. Praktik Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.
 
 a. Kelebihan
  1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
  2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
  3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan
  1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
  2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
  3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.


10. Games
 
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.
 

 

 






 

 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar